KesehatanNasional

Vaksin COVID- 19 Berujung Malapetaka, Eliawati Berjuang Melawan Kelumpuhan

Vaksin COVID- 19 Berujung Malapetaka, Eliawati Berjuang Melawan Kelumpuhan

 

 

TAPTENG, Kabardesa.co.id – Di sebuah rumah sederhana di Lingkungan VIII Garingging, Kelurahan Lumut, Kecamatan Lumut, Kabupaten Tapanuli Tengah, seorang ibu rumah tangga bernama Eliawati (39) berjuang melawan kelumpuhan akibat stroke yang dialaminya hampir empat tahun terakhir. Kondisi ini diduga terkait dengan vaksinasi yang diterimanya pasca wabah Corona beberapa tahun lalu melanda dunia.

Rumah yang dihuni oleh Eliawati dan keluarganya terlihat sederhana dan tidak terlalu besar. Dinding rumah yang terbuat dari kayu terlihat sudah kusam dan tidak terawat.

Namun, di balik kesederhanaan rumah tersebut, terdapat kisah perjuangan keluarga Eliawati yang sangat menyentuh hati.“Saya tidak menyangka bahwa vaksinasi yang saya terima akan berdampak seperti ini,” ungkap Eliawati dengan suara lirih. Selasa, (13/5/2025).

Ia terlihat lemah dan tidak berdaya, dengan wajah yang terlihat pucat dan mata yang terlihat sayu seperti mencerminkan kesedihan yang mendalam.

Dalam kesunyian rumah, Eliawati sering teringat akan masa lalu ketika dirinya mampu mengurus rumah tangga dan bermain dengan anak-anaknya, tetapi semua itu kini terasa seperti kenangan yang semakin jauh.

Suami Eliawati, Arman Ziliwu (40), mengungkapkan bahwa kondisi istrinya semakin memburuk setelah vaksinasi, membuatnya merasa tak berdaya dan putus asa.

“Saya sangat terpuruk melihat kondisi istri saya yang semakin memburuk. Setiap hari, saya bingung bagaimana cara mencari pengobatan untuknya. Saya ingin membawa istri saya ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut tetapi kondisi ekonomi kami sangat terbatas,” terangnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Arman terlihat sangat khawatir dengan kondisi istrinya. Ia berusaha untuk tetap kuat dan tidak menunjukkan kelemahan di depan anak-anaknya, berjuang dengan semangat tak kenal lelah.

Kendati, di balik mata yang terlihat redup, terdapat kesedihan dan kekhawatiran yang sangat mendalam, membuat setiap harinya terasa seperti beban yang semakin berat untuk ditanggung.

Tetangga Eliawati, yang akrab di sapa Ama Falen, mengungkapkan bahwa keluarga Eliawati sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat dan pemerintah.

“Kami sangat prihatin dengan kondisi Eliawati. Kehidupan mereka seharusnya tidak harus sepenuhnya terhenti hanya karena musibah ini. Kami berharap ada yang dapat membantu keluarga ini,” ungkapnya.

Ama Falen juga menambahkan bahwa keluarga Eliawati sangat membutuhkan bantuan medis untuk pengobatan Eliawati.

“Ini bukan hanya sekadar bantuan finansial, tetapi dukungan moral dan spiritual dari lingkungan yang dapat mengangkat semangat mereka” Ujar Ama Falen.

Eliawati memiliki empat anak, dan kondisi Eliawati yang tidak kunjung membaik telah berdampak pada kehidupan mereka. Anak kedua yang lebih akrab disapa Ester terpaksa putus sekolah karena biaya pengobatan ibu mereka, membebani perekonomian keluarga yang sudah rentan.

“Saya berharap ada yang dapat membantu kami. Kami sangat membutuhkan bantuan medis untuk pengobatan ibu saya,” ungkap Ester dengan suara yang bergetar dan mata yang dipenuhi air mata.

Rasa takut akan masa depan tanpa ibu yang sehat menghantuinya, sementara tanggung jawab yang tiba-tiba berpindah ke bahunya semakin berat untuk dipikul.

Anak putus sekolah tersebut terlihat sangat khawatir dengan kondisi ibunya. Ia berharap ada yang dapat membantu keluarga mereka sehingga ibunya dapat sembuh dan keluarga mereka dapat hidup lebih baik.

Hingga berita ini di terbitkan belum ada keterangan resmi dari pemerintah kabupaten Tapanuli Tengah melalui dinas sosial untuk mengambil langkah signifikan terkait kondisi warga yang mengalami musibah sejak empat tahun silam.

Awak media akan terus memantau informasi selengkapnya dengan berbagai narasumber yang memiliki otoritas terkait.

 

Rahmat s

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button