
Pringsewu, Kabardesa.co.id – Menyambut peringatan Hari Bhayangkara ke-78, Polres Pringsewu meluncurkan program inovatif bertajuk #SeruputMadu, Sabtu malam (29/6). Program ini menjadi bagian dari inisiatif strategis institusi kepolisian dalam memperkuat sinergi dengan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya di sektor produksi madu murni.
Kegiatan dilaksanakan di Rest Area Pekon Wates, Gadingrejo, dan dihadiri berbagai elemen, mulai dari pejabat daerah hingga tokoh publik nasional. Tujuan utamanya: menjadikan madu lokal Pringsewu bukan hanya sebagai produk konsumsi, tetapi juga sebagai ikon daerah yang memiliki nilai ekonomi dan edukasi.
Kapolres Pringsewu AKBP M. Yunnus Saputra mengungkapkan, ide tersebut muncul dari pengalaman pribadinya saat mengunjungi peternakan lebah di Pekon Mataram, tempat asal Omah Tawon Mataram.
“Ketika saya mencoba langsung madu dari sarangnya, ada sensasi berbeda. Saya pikir, pengalaman ini layak dibagikan ke publik. Maka lahirlah #SeruputMadu,” ujar Yunnus.
Dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp10 ribu per cicip, masyarakat bisa menikmati madu langsung dari sarangnya. Kapolres menilai sensasi tersebut akan menjadi daya tarik bukan hanya bagi warga lokal, tetapi juga bagi wisatawan luar daerah.
“Kalau pengalaman seperti ini ditawarkan di Jakarta, bisa dihargai lebih dari Rp50 ribu. Ini potensi yang layak dikembangkan secara serius,” tambahnya.
Selain pengalaman mencicipi madu langsung, program ini juga menjadi media promosi bagi pelaku UMKM agar lebih dikenal melalui narasi kreatif dan dukungan media sosial. Hadir dalam peluncuran, Putri Indonesia Pariwisata 2023 Lulu Zaharani turut berperan sebagai duta promosi alami dari produk lokal ini.
Bupati Pringsewu Riyanto Pamungkas mengapresiasi langkah Polres dalam memperkuat posisi UMKM di tengah keterbatasan sumber daya alam daerah. Ia menyebut Pringsewu tidak memiliki kekayaan laut atau pegunungan sebagai daya tarik wisata, namun memiliki modal sosial dan kreativitas warganya.
“Dengan pendekatan inovatif seperti ini, produk madu lokal bisa menjadi kendaraan untuk menciptakan wisata edukasi. Kita tidak perlu mencari potensi ke luar kita hanya perlu mengangkat yang sudah ada,” kata Riyanto.
Menurutnya, strategi seperti #SeruputMadu tak hanya mendongkrak sektor ekonomi, tetapi juga menjadi bentuk edukasi bagi masyarakat akan pentingnya nilai tambah, narasi lokal, dan branding produk daerah.
Selain itu, ia juga mendorong agar lokasi produksi madu di Omah Tawon Mataram dikembangkan menjadi pusat wisata edukasi berbasis alam, sehingga memiliki dampak ekonomi jangka panjang.
Kapolres Yunnus menegaskan bahwa program seperti ini akan terus dikembangkan dan disinergikan dengan program Polri lainnya, untuk menciptakan pendekatan yang lebih humanis dan produktif antara kepolisian dan masyarakat.
“Polri tak hanya hadir dalam aspek keamanan. Kita juga ingin menjadi bagian dari solusi dan pemberdayaan. Karena ketika masyarakat berdaya, maka keamanan pun menjadi stabil,” pungkasnya. (Vit)