HeadlineJATIMNasional

Lomba Domino Ala Kades Sugiono, Cara Unik Desa Kilensari Berantas Judi dan Pererat Silaturahmi Warga

SITUBONDO, Kabardesa.co.id – Tak banyak kepala desa yang berani mengambil langkah berbeda dalam menangani masalah sosial yang telah mengakar lama. Namun, Sugiono, Kepala Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana.

Di tengah tantangan sosial yang dihadapi masyarakat pesisir, seperti perjudian dan minuman keras, Sugiono tampil dengan pendekatan yang tidak menggurui tapi menggugah:, menyentuh budaya dan kebiasaan lokal, lalu mengarahkannya ke jalur positif. Ia memilih permainan domino, yang lazim dimainkan masyarakat nelayan saat senggang, untuk dijadikan ajang lomba rutin bulanan.

“Daripada mereka main domino sembunyi-sembunyi sambil taruhan, lebih baik kita buat terbuka dan legal. Kita lombakan! Sekalian jadi ajang kumpul warga antar dusun,” ujar Sugiono saat ditemui di balai desa saat berlangsung lomba. Minggu (08/06).

Ide ini muncul saat ia menyadari bahwa kebanyakan warga, terutama nelayan, punya banyak waktu luang saat musim gelombang besar atau Padang Bulan, saat melaut dihentikan sementara karena faktor alam.

“Biasanya kalau libur melaut, mereka banyak nongkrong di warung kopi, main kartu. Lama-lama jadi judi. Nah, daripada ke arah situ, saya ajak mereka saling berkompetisi dalam suasana sehat,” jelasnya.

Tak sendirian, Sugiono menggandeng Satpol Airud Polres Situbondo dalam pelaksanaan lomba ini. Kehadiran aparat menjadi penyeimbang antara keamanan dan pembinaan. Bukan untuk menakut-nakuti warga, tapi untuk memberi rasa aman dan edukasi.

Bripka I Gede Krisna, anggota Satpolairud yang rutin hadir dalam kegiatan ini, menjadi sosok yang familiar di tengah masyarakat nelayan Kilensari. Ia kerap memberikan penyuluhan singkat sebelum lomba dimulai, terutama kepada anak-anak muda.

“Kami tidak hanya mengawasi, tapi juga mengajak masyarakat lebih sadar pentingnya menjauhi hal-hal negatif. Kami tekankan soal bahaya judi, miras, dan pengaruh buruk terhadap generasi muda. Tapi semua dilakukan dengan pendekatan persuasif,” ujar Bripka Krisna.

Lomba domino ini diikuti oleh perwakilan dari seluruh dusun yang ada di Desa Kilensari. Setiap bulan, warga antusias mendaftarkan timnya. Hadiahnya pun bukan soal besar kecil, melainkan kebanggaan dan rasa kebersamaan.

Lebih dari itu, kegiatan ini perlahan menumbuhkan budaya baru: semangat berkompetisi secara sehat, kebiasaan berkumpul positif, serta terbentuknya forum informal antar tokoh masyarakat, pemuda, dan nelayan.

Tak heran, apa yang dilakukan Sugiono mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Kapolres Situbondo AKBP Rezi Darmawan, yang secara resmi memberikan penghargaan kepada Kades Kilensari atas kontribusinya menjaga Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) di wilayahnya.

Langkah Sugiono ini dianggap sebagai pendekatan kultural yang relevan dengan kondisi sosial masyarakat setempat. Ia tidak melawan kebiasaan warga secara frontal, tetapi mengelola dan mengalihkan energi sosial ke dalam bentuk yang lebih sehat dan produktif.

“Perubahan itu tidak harus selalu datang dari hal besar. Justru dari hal sederhana seperti ini, masyarakat merasa dilibatkan, dihargai, dan akhirnya ikut menjaga lingkungannya sendiri,” kata Sugiono.

Kini, lomba domino bukan hanya menjadi agenda hiburan bulanan. Ia telah menjelma menjadi simbol perlawanan halus terhadap kebiasaan negatif. Bahkan sudah banyak desa tetangga yang mulai tertarik meniru pola yang sama.

Sugiono berharap kegiatan ini bisa dikembangkan lebih luas, misalnya dengan melibatkan kelompok pemuda desa, ibu-ibu PKK, hingga pelajar, dengan ragam lomba lain seperti catur, balap perahu mini, atau lomba memasak hasil laut.

“Kita ingin desa ini jadi tempat yang nyaman, aman, dan punya banyak kegiatan positif. Kalau warganya senang, suasana guyub, maka hal-hal buruk seperti judi dan miras akan hilang dengan sendirinya,” tutup Sugiono.

Sebuah harapan sederhana dari seorang kepala desa yang tidak hanya memimpin dengan aturan, tapi juga dengan hati dan kebijaksanaan lokal.

 

Pewarta : Rico Marcelino

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button