
POLMAN SULBAR. KabarDesa. co. id —Nuansa nasionalisme berpadu dengan nilai-nilai keislaman tampak begitu kuat dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di PondokPesantren Jareqjeq, Desa Bala, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Minggu 29 Juni
Kegiatan ini menghadirkan dua tokoh sentral yang mengakar dalam Kebangsaan dan Keummatan , Jupri Mahmud sebagai Anggota DPD/MPR RI Dapil Sulawesi Barat dan KH. Abd. Syahid Rasyid selaku Pimpinan Ponpes Jareqjeq Pambusuang sekaligus Ketua MUI Polewali Mandar
Acara yang dihadiri ratusan santri, dewan asatidz dan asatidzah ini menjadi momentum penting dalam memperkuat wawasan kebangsaan di kalangan generasi muda pesantren.
Dalam suasana hangat dan penuh semangat, para peserta mendengarkan dengan antusias pemaparan seputar empat pilar kebangsaan: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Jupri Mahmud menekankan bahwa santri bukan hanya pelaku utama dakwah keagamaan, tetapi juga agen perubahan dalam menjaga keutuhan NKRI.
Dalam pemaparannya, Jupri Mahmud mengatakan bahwa “Kita tidak bisa bicara tentang Indonesia ke depan tanpa melibatkan santri. Pancasila bukan hanya dasar negara, tetapi juga cerminan nilai-nilai universal Islam tentang keadilan, persatuan, dan kemanusiaan,”
Sedangkan dalam ayat Al-Qur’an untuk menguatkan keterkaitan nilai Islam dengan semangat kebangsaan mengatakan :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah: 2) ucap Jupri Mahmud
Senada dengan KH. Syahid Rasyid Juga menegaskan bahwa Pancasila Tidak
Bertentangan dengan Islam, Harmoni antara Nilai Islam dan Pancasila tidak dapat dipisahkan dalam bernegara
“Islam mengajarkan kita untuk mencintai tanah air. ‘Hubbul wathan minal iman’. Maka menjaga NKRI adalah bagian dari iman,”. ujar KH. Syahid Rasyid
“Keberagaman adalah kehendak Allah, dan menjaganya adalah bentuk keimanan. Dalam perbedaan, kita tetap satu bangsa, satu tanah air, satu tujuan.” tegasnya
Ia juga mengajak para santri agar tidak terjebak dalam dikotomi palsu antara agama dan negara.
Menurutnya, santri adalah penjaga moral bangsa, yang harus aktif dalam proses demokrasi dan kebijakan publik.
Kegiatan sosialisasi 4 Pilar MPR ini menjadi bukti nyata bahwa Islam dan nasionalisme tidak berseberangan, justru saling menguatkan. Nilai-nilai luhur Pancasila sejalan dengan
ajaran Islam yang menekankan keadilan, persatuan, dan kasih sayang terhadap sesama.
Santri Sebagai generasi pewaris perjuangan ulama dan pendiri bangsa, kini memikul peran strategis sebagai penjaga akhlak, pelopor perdamaian, dan penggerak perubahan sosial.
Mereka tidak hanya dipersiapkan untuk menjadi alim dalam ilmu agama, tetapi juga untuk menjadi pemimpin masa depan yang mencintai negeri dan menjaga warisan kebhinekaan.
Di tengah berbagai tantangan kebangsaan, kegiatan seperti ini adalah pengingat bahwa mencintai Indonesia adalah bagian dari keimanan, dan menjaga NKRI adalah amanah mulia
yang wajib ditunaikan oleh setiap warga negara, khususnya umat Islam.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama.”
Begitu pula, sebaik-baik santri adalah mereka yang hadir membawa manfaat bagi agama dan bangsanya.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi interaktif yang membangkitkan semangat para santri untuk mendalami kembali makna kebangsaan dari perspektif Islam.
Banyak dari mereka merasa tercerahkan, dan optimis bahwa mereka bisa menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan bangsa. (Askur/Yn)