
Kabardesa.co.id, SITUBONDO — Tim Penggerak PKK Desa Mangaran, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, berhasil menciptakan inovasi unik dengan mengolah tanaman pagar rumah menjadi aneka produk minuman dan makanan yang menyegarkan sekaligus menyehatkan.
Siapa sangka, bunga yang sering kita kenal sebagai bunga “Telang” selama ini dianggap hanya sebagai tanaman hias atau pagar alami. Namun di tangan kreatif ibu-ibu Tim Penggerak PKK Desa Mangaran, bunga Telang kini menjelma menjadi minuman dan makanan sehat yang menjadi primadona baru desa, bahkan berpotensi menjadi sumber ekonomi masyarakat.
Di bawah kepemimpinan Siti Anjar Fitria, S.Pd., istri Kepala Desa Mangaran, Lillik Inarno, Tim Penggerak PKK berhasil mengubah bunga yang selama ini hanya sebagai pemanis pekarangan, menjadi sirup berwarna ungu, teh herbal kaya antioksidan, puding, agar-agar, hingga nasi berwarna biru eksotis yang menggoda.
“Awalnya kami ingin membuat inovasi dari daun kelor karena kandungannya luar biasa. Tapi setelah kami telusuri, ternyata sudah ada desa lain yang mengembangkan produk serupa, Tanpa sengaja, saya melihat deretan bunga Telang di pagar belakang rumah, warnanya cantik sekali, biru pekat. Dari sanalah ide itu muncul.” cerita Siti Anjar dengan senyum ramah saat ditemui di rumahnya yang juga menjadi pusat kegiatan PKK.
Rasa ingin tahu dan semangat berinovasi membawa tim PKK untuk belajar secara otodidak. Mereka menonton video tutorial, membaca artikel ilmiah, hingga mencoba berbagai teknik pengolahan. “Awalnya kami hanya mencoba membuat teh bunga Telang, tapi lalu kami mulai berani mencoba membuat sirup, puding, agar-agar, bahkan mewarnai nasi,” tambahnya.
Siapa sangka, hasil kreasi mereka bukan hanya enak dan sehat, tapi juga punya nilai estetika tinggi. Minuman berwarna ungu alami yang berasal dari reaksi kimia bunga Telang dengan air asam atau gula, langsung memikat para tamu yang berkunjung ke desa.
Respon masyarakat dan para tamu terhadap produk olahan bunga Telang sangat positif. Banyak yang berkeinginan membeli sebagai oleh-oleh atau sekadar mencicip. Fenomena ini kemudian dilihat sebagai peluang oleh Pemerintah Desa Mangaran.
“Kami sangat mendukung gerakan ibu-ibu PKK ini,Banyak tamu, termasuk dari luar kecamatan, bahkan luar kota, yang tertarik dengan minuman dan makanan bunga Telang ini. Karena itu, kami berencana menjadikan bunga Telang sebagai ikon dan potensi unggulan desa, nantinya akan kami uruskan PIRT agar bisa diproduksi sebagai pendukung ekonomi masyarakat Mangaran,” ujar Lillik Inarno, Kepala Desa Mangaran. Senin (09/06).
Tak hanya berhenti di produk konsumsi, Pemerintah Desa juga mulai menyusun rencana pengembangan budidaya bunga Telang secara masif. Masyarakat akan diajak menanam bunga ini di pekarangan rumah, pinggir jalan, hingga lahan kosong milik desa. Tujuannya bukan hanya untuk estetika, tapi juga sebagai bahan baku produksi dan sumber penghasilan tambahan.
Hasíl penlusuran dunia Maya, Bunga Telang (Clitoria ternatea) memiliki khasiat luar biasa bagi kesehatan. Mengandung flavonoid, antosianin, dan berbagai antioksidan alami, bunga ini telah digunakan dalam pengobatan tradisional Asia selama ratusan tahun.
Beberapa manfaat bunga Telang di antaranya:
– Menjaga kesehatan otak dan memori
– Membantu mengatasi depresi ringan secara alami
– Menyehatkan rambut dan mencegah kerontokan serta uban
– Menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol
– Meningkatkan metabolisme dan membantu menurunkan berat badan
– Mengontrol kadar gula darah
– Meningkatkan daya tahan tubuh dengan kandungan antioksidannya
– Sebagai pewarna alami makanan dan minuman yang aman dan estetik
Cara konsumsinya pun mudah: diseduh menjadi teh, diolah menjadi sirup, dijadikan bahan tambahan masakan, atau bahkan diolah menjadi bubuk untuk pewarna makanan. Namun, penggunaannya tetap harus bijak, terutama bagi penderita tekanan darah rendah.
Langkah Desa Mangaran ini patut diapresiasi dan dijadikan contoh. Dengan menggali potensi lokal yang sederhana namun belum tergarap maksimal, desa ini membuktikan bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan modal besar—yang dibutuhkan adalah kemauan, kreativitas, dan kolaborasi antarwarga.
Ke depan, Kepala Desa Mangaran berencana mendorong terbentuknya UMKM berbasis produk bunga Telang, mulai dari pengemasan modern, pemasaran digital, hingga pembinaan bagi warga. Bahkan, tidak menutup kemungkinan produk olahan bunga Telang dari Desa Mangaran akan menembus pasar regional dan nasional, seperti minuman bunga Telang kemasan botol, teh celup, hingga produk perawatan rambut berbahan dasar Telang.
“Kalau bisa menjadi desa wisata herbal, kenapa tidak?, Kami ingin Mangaran bukan hanya dikenal karena letaknya yang strategis, tapi juga karena inovasi dan semangat warganya dalam menciptakan nilai tambah dari apa yang sudah ada,” kata Lillik Inarno optimis.
Bunga Telang mungkin hanya tanaman pagar bagi sebagian orang. Tapi di Desa Mangaran, ia telah menjadi simbol transformasi, semangat pemberdayaan perempuan, dan kebangkitan ekonomi lokal. Di tangan para ibu PKK, bunga kecil itu tumbuh bukan hanya di pagar rumah, tapi juga di hati masyarakat yang siap tumbuh bersama.
Jika Anda tertarik untuk melihat atau mencicipi langsung produk inovatif ini, datanglah ke Desa Mangaran. Di sana, segelas sirup bunga Telang tak hanya menyegarkan tenggorokan, tapi juga membuka mata akan potensi luar biasa dari desa-desa di Kabupaten Situbondo.
Pewarta : Rico Marcelino